Selasa, 12 Juni 2012

Analisis Kesalahan Leksikon

KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kesalahan Leksikon (Diksi/Pilihan Kata) ini dengan sebaik-baiknya. Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak trimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.dan tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya. Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar..........................................................................................................i Daftar Isi...................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................2 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3 D. Manfaat Penelitian.......................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN 1. Pemakaian kata bersinonim dan berhomofon..............................................5 2. Pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi.........................................6 3. Pemakaian Kata-kata atau Istilah Asing........................................................7 4. Pemakaian Kata Abstrak dan Konkret..........................................................8 5. Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian....................................................9 6. Pemakaian Jargon, Kata Percakapan, dan Slang..........................................10 7. Bahasa Prokem..............................................................................................11 KESIMPULAN......................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis Kesalahan Berbahasa adalah Suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasian berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasi keseriusannya. kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah. Tarigan (1988: 87) Kesalahan berbahasa merupakan sisi yang memunyai cacat pada ujaran atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1988:141). Hal itu dapat diketahui bahwa kesalahan adalah penyimpangan norma-norma bahasa yang telah ditetapkan dalam penggunaan bahasa. Kesalahan berbahasa ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan atau kompetensi. Kesalahan berbahasa selalu berulang dan terjadi secara sistematis. Hal ini berlaku umum, artinya terjadi pada beberapa siswa. Namun, Kesalahan berbahasa dapat diperbaiki oleh guru melalui pengajaran remedial, latihan, dan praktik berbahasa. B. RUMUSAN MASALAH Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa pengertian kesalahan leksikon (Diksi/Pilihan kata) Dan Pembagiannya Seperti: a) Pemakaian kata bersinonim dan berhomofon? b) Pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi? c) Pemakaian Kata-kata atau Istilah Asing? d) Pemakaian Kata Abstrak dan Konkret? e) Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian? f) Pemakaian Jargon, Kata Percakapan, dan Slang? g) Bahasa Prokem? C. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk : 1. Mengetahui pengertian kesalahan leksikon Dan Pembagiannya. a) Mengetahui Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon. b) Mengetahui Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi. c) Mengetahui Pemakaian Kata-kata atau Istilah Asing. d) Mengetahui Pemakaian Kata Abstrak dan Konkret. e) Mengetahui Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian. f) Mengetahui Pemakaian Jargon, Kata Percakapan, dan Slang. g) Mengetahui Bahasa Prokem. D. MANFAAT PENULISAN Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk: 1. siswa dapat mengetahui bagaimana analisis kesalahan berbahasa khususnya analisis kesalahan leksikon (Diksi/pilihan kata) yang mempunyai cakupan anatara lain: pemakaian kata bersinonim dan berhomofon, pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi, pemakaian kata-kata dan istilah asing, pemakaian kata abstrak dan konkret, pemakaian kata populer dan kata kajian, pemakaian jargon, kata percakapan, kata kajian, dan terakhir mengenai bahasa jargon. 2. Sebagai bahan pembelajaran siswa dalam hal mengkaji analisis kesalahan berbahasa nantinya. BAB II PEMBAHASAN “Gorys Keraf (Diksi dan Gaya Bahasa (2002), hal. 24)” Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut. A. Kesalahan Leksikon (Diksi/Pilihan kata) Kesalahan leksikon adalah kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat. Contoh kesalahan leksikon adalah sebagai berikut : a. Demikianlah agar anda maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. b. Saudara-saudara, sebelum kita makan marilah kami berdoa bersama-sama. c. Persetujuan itu disetujui pada hari minggu yang lalu. Seharusnya : a. Demikianlah agar anda maklum, dan atas perhatian anda saya ucapkan terimakasih. b. Saudara-saudara, sebelum kita makan marilah kita berdoa bersama-sama. c. Persetujuan itu ditandatangani pada hari minggu yang lalu. Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya siswa belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, atau kalimat. 1.1 Pemakaian Kata Bersinonim dan Berhomofon Sinonim adalah suatu kata yang mempunyai bentuk yg berbeda akan tetapi mempunyai arti atau makna yang sama. Sinomin juga disebut dengan persamaan kata. Contohnya: - bohong = dusta - haus = dahaga - pakaian = baju - bertemu = berjumpa Sedangkan homofon merupakan terdiri atas kata homo yang berarti sama, dan foni (phone) yang berarti bunyi atau suara. Homofon mempunyai pengertia sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna. Contoh kata yang berhomonim : o Halaman (halaman buku, halaman rumah) o baku (bahasa baku berarti bahasa standar, baku hantam berarti saling menghantam; baku berarti standar, saling) o bank (tempat menyimpan / menghutang uang), bang (berarti sebutan kakak laki-laki) 1.2 Pemakaian Kata Bermakna Denotasi dan Konotasi Makna denotatif adalah makna asli, makna asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Makna denotatif merupakan makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara objektif sering juga disebut makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual dan, makna sebenarnya, dan makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna sebenarnya, bukan makna kias. Contoh: Kata kurus, bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya normal. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Makna konotatif juga disebut makna kias, bukan sebenarnya dan dapat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain dan berubah dari suatu masa ke masa yang lain. Makna konotatif cenderung bersifat subjektif dan dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi tertentu. Contoh: Kata kurus pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila dikatakan ramping. 1.3 Pemakaian Kata-kata atau Istilah Asing Makna kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan,tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Contoh: Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara. 1.4 Pemakaian Kata Abstrak dan Konkret Kata abstrak adalah kata yang merujuk kepada konsep/pengertian abstrak. Kata abstrak mempunya referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Kata yang acuannya semakin mudah diserap panca-indra disebut kata konkret, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap panca-indra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat. Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata konkret, seperti : hama tanaman penggerek, penyakit radang paru-paru, virus HIV. Akan tetapi, karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah konsep menggunakan kata abstrak, seperti : pendidikan usia dini, bahasa pemrograman, high text markup laguange (HTML). Uraian sebuah konsep biasanya diawali dengan pembahasan umum yang menggunakan kata abstrak dilanjutkan dengan detail yang menggunakan kata konkret. Perhatikan contoh berikut ini : • Aku hafal betul dengan wangi parfumnya. (kata konkret) • Meski merasa kecewa karena gagasannya diacuhkan begitu saja, Roro tetap mengikuti rapat OSIS. (kata abstrak). 1.5 Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian Kata populer adalah kata yang dikenal dan dipakai oleh semua lapisan masyarakat dalam komunikasi sehari-hari. Contohnya, unsur, resesi, desain, sampel, inovasi. sedangkan Kata kajian adalah kata yang biasanya digunakan untuk kepentingan kajian suatu keilmuan. Karena sering dipakai dalam karya-karya ilmiah, seperti skripsi, tesis dan disertasi, maka kata kajian sering disebut kata ilmiah. Contohnya, kelesuan dan rancangan Pada dasarnya, kata kajian dan kata populer masih memiliki makna yang sama. Yang membedakannya adalah konteks pemakaiannya. Yang satu berkonteks lingkungan umum, sedangkan yang satu berkonteks lingkungan ilmiah atau terpelajar. 1.6 Pemakaian Jargon, Kata Percakapan, dan Slang Kata Jargon merupakan kata-kata teknis yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi,atau kelompok tertentu. Kata-kata tersebut sering merupakan kata sandi atau kode rahasia untuk kalangan tertentu (dokter, militer, perkumpulan rahasia, dst. Contoh : Sikon (situasi dan kondisi)  Pro dan kon (Pro dan kontra)  Kep (kapten)  Dok (dokter)  Prof (Profesor)  Prik (suntik)  Kep (Kapten) Jargon berfungsi untuk mempermudah penuturnya mengungkapkan keterangan yang panjang dan berbelit-belit atau dikenal dengan bahasa percakapan. kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Termasuk di dalam kategori ini adalah ungkapan-ungkapan umum dan kebiasaan menggunakan bentuk-bentuk gramatikal tertentu oleh kalangan ini. Pengertian percakapan di sini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelihara atau yang tidak disenangi. Kata-kata Slang adalah kata percakapan yang tinggi dan murni, kata-kata yang nonstandar yang disusun secara khas, kata-kata biasa yang diubah arbitrer, kata-kata kiasan yang khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Dapat dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau sebuah kata diberi makna lain. Contoh bus, taksi, bom-H, kata bahasa Indonesia mobil dapat diubah wujudnya menjadi bo”il, bolim, demobs atau kosmob. 1.7 Bahasa Prokem Bahasa prokem adalah bahasa sandi, atau bahasa gaul yang dipakai dan digemari oleh kalangan remaja tertentu. Bahasa ini konon berasal dari kalangan preman. Bahasa prokem itu digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya. Hal itu merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal. Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain. Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi, kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing. Berikut ini beberapa contoh kata bahasa prokem: bokap ‘bapak’ bonyok ‘bapak dan ibu’ cacing ‘petugas keamanan’ cuek ‘tidak acuh’ doi ‘dia’ doku ‘uang’ hebring ‘sangat hebat’ nglinting ‘mengisap ganja’ KESIMPULAN • Analisis Kesalahan Berbahasa adalah Suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasian berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasi keseriusannya. • Kesalahan itu dilihat dari sudut pandang siswa yaitu kesalahan tidak hanya sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan tetapi juga sebagai bagian yang penting dari suatu proses belajar bahasa. • Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya siswa belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata, atau kalimat. • Analisis kesalahan leksikon mempunyai cakupan yang luas antara lain : Pemakaian kata bersinonim dan berhomofon, Pemakaian kata bermakna denotasi dan konotasi, Pemakaian Kata-kata atau Istilah Asing, Pemakaian Kata Abstrak dan Konkret, Pemakaian Kata Populer dan Kata Kajian, Pemakaian Jargon, Kata Percakapan, dan Slang, Bahasa Prokem. DAFTAR PUSTAKA Tarigan, Henry Guntur dan . Analisis Kesalahan Berbahasa.1988. Jakarta : Bandung angkasa. http://ridwanaz.com/umum/bahasa/kata-abstark-dan-kata-konkret/ http://ilmufakta.wordpress.com. http://natamargareta.blogspot.com/2011/09/kata-slag-jargon-dan-idiom.html. http://balaibahasabandung.web.id http://id.shvoong.com/social-sciences/education/ Harimurti, Kridalaksana (2008). Kamus Linguistik (edisi ke- Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. http://irabieber.wordpress.com